Switching adalah suatu divais untuk membuat dan memutuskan kontak diantara
lintasan-lintasan transmisi dalam sistem komunikasi atau pengolahan sinyal. Beberapa
contoh sederhana dari elemen switching ditunjukkan pada Gb. 6.1. Unit kontrol
berfungsi untuk memproses perintah untuk koneksi dan mengirimkan suatu kontrol
sinyal untuk mengoperasikan switching sesuai dengan yang dikehendaki.
Suatu piranti switching dicirikan oleh parameter-paramater berikut:
(a) Ukuran (jumlah saluran input dan output) dan arah (apakah data dapat ditransfer
kedalam satu atau dua arah).
(b) Waktu switching (waktu yang diperlukan untuk merubah dari kondisi ON ke
kondisi OFF atau sebaliknya)
(c) Waktu tunda (delay time) perambatan (waktu yang diperlukan sinyal untuk
melewati piranti switching)
(d) Throughput (laju transmisi data yang dapat dialirkan melalui piranti jika ia
dihubungkan)
(e) Energi switching (energi yang diperlukan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan
switching)
(f) Disipasi daya (energi yang hilang per detik didalam proses switching)
(g) Insertion loss (daya sinyal yang berkurang/drop akibat adanya sambungan)
(h) Crosstalk (kebocoran daya ke jalur yang lain)
(i) Dimensi fisik (ukuran fisik dari piranti)
Switching elektronik adalah suatu piranti yang digunakan dalam sinyal
elektronik. Ia dikontrol oleh electro-mechanical (relay) atau secara elektronik
(rangkaian logika). Material yang digunakan sebagai bahan sinyal elektronik umumnya
bahan semikonduktor. Berikut beberapa karakteristik dari switching elektronik :
• Minimum switching time : 10 – 20 ps
• Minimum energy per operation = 10 – 20 fJ
• Minimum switching power ≈ 1 mW
• Piranti Josephson dapat beroperasi pada energi yang rendah ( 10 aJ), switching
time 1,5 ps.
Pada prinsipnya sinyal optik dapat diswitch dengan menggunakan switching
elektronik, dimana sinyal optik dikonversi ke dalam sinyal elektronik dengan
fotodetektor, kemudian diswitch secara elektronik dan dikonversi kembali ke dalam
sinyal optik dengan LED atau laser, seperti ditunjukkan pada Gb. 6.2. Akibat proses
konversi time delays menjadi lama dan terjadi disipasi daya (power loss).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar