Berdasarkan prinsip kerja dari proses modulasi atau demodulasi, sensor
serat optik dapat diklasifikasikan berdasarkan intensitas, phase, frekuensi atau
polarisasi sensor. Semua parameter merupakan subjek untuk merubah gangguan
eksternal. Sehingga, dengan mendeteksi parameter tersebut dan perubahan yang
terjadi, maka gangguan dari luar dapat diukur.
Sensor Serat optik dapat dikelompokkan berdasarkan tiga klasifikasi,
yaitu;
a. Sensor serat optik berdasarkan intensitas
Sensor Serat optik berdasarkan Intensitas dihubungkan dengan beberapa
sinyal yang hilang. Alat ini dibuat dengan menggunakan perlengkapan untuk
mengubah sesuatu besaran menjadi suatu besaran yang diukur bahwa fiber
mengalami bending dan menyebabkan attenuasi sinyal. Cara lain untuk
melakukan attenuasi pada sinyal yaitu dengan melakukan proses absorpsi atau
scattering. Dengan mengamati perubahan intensitas, perubahan intensitas dapat
terjadi akibat mikrobending serat optik. Pendeteksian mikro bending dapat
menggunakan OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) sehingga dapat
diketahui posisi terjadinya bending pada serat optik.
b. Sensor serat optik berdasarkan modulasi panjang gelombang.
Sensor modulasi panjang gelombang menggunakan perubahan panjang
gelombang atau cahaya untuk dideteksi. Contoh dari sensor modulasi panjang
gelombang yaitu; Sensor Fluorescens, sensor benda hitam, dan brag gratting.
c. Sensor Serat optik berdasarkan modulasi phase
Sensor ini menggunakan phasa yang berubah untuk mendeteksi cahaya.
Perubahan phasa dideteksi secara interferometer dan methode yang digunakan
untuk pendeteksian secara interferometer ini yaitu; Mach-Zehnder, Michelson,
Fabry- Perot, Sagnac, polarimetric, and grating interferometers (widyana, 2010).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar